Translate

Sunday, June 4, 2017

'Assalamualaikum' Andien Buka Malam Final Sunsilk Hijab Hunt 2017

Assalamualaikum Andien Buka Malam Final Sunsilk Hijab Hunt 2017Foto: Arina Yulistara


Jakarta - Final Sunsilk Hijab Hunt 2017 sudah tayang sekarang di Trans7. Malam final dibuka oleh penyanyi Andien dan Beniqno. Andien menyanyikan lagu Assalamualaikum, sementara Beniqno melantunkan Kun Anta. Sepuluh finalis juga ikut naik ke atas panggung membuka acara. Mereka tampil cantik dalam balutan busana Anniesa Hasibuan. Mereka tampil cantik mengenakan koleksi D'Jakarta.

Selain finalis, empat juri utama yakni Desy Ratnasari, Laudya Cynthia Bella, Nycta Gina, dan Dian Pelangi juga hadir mengenakan busana serba hijau. Keempat juri tampil anggun ketika berjalan di atas panggung Sunsilk Hijab Hunt 2017.

'Assalamualaikum' Andien Buka Malam Final Sunsilk Hijab Hunt 2017Foto: Dok. Detikcom


Selama kurang lebih satu minggu, sepuluh finalis sejak Minggu (28/5/2017) telah menjalani karantina untuk mempersiapkan penampilan maksimal mereka. Selama masa karantina, mereka juga dilatih oleh beberapa mentor yang ahli di bidangnya. Dengan hadirnya para mentor tersebut, sepuluh finalis kontes unjuk bakat berhadiah umrah itu diharapkan bisa menunjukkan aksi terbaiknya di depan juri utama malam ini.

'Assalamualaikum' Andien Buka Malam Final Sunsilk Hijab Hunt 2017Foto: Dok. Detikcom


Malam grand final Sunsilk Hijab Hunt 2017 tak hanya dimeriahkan oleh Andien dan Beniqno tapi juga sejumlah selebriti lainnya sepertu Rossa, Cakra Khan, Jaz, Mytha Lestari, Indah Nevertari dan penampilan juara pertama Sunsilk Hijab Hunt 2016, Denta Haritsa serta juara pertama Sunsilk Hijab Hunt 2016, Bella Almira. Sedangkan yang menjadi host adalah Indra Herlambang, Zaskia Mecca dan Andhika Pratama.

Malam ini Sunsilk Hijab Hunt 2017 akan mendapatkan nama juaranya. Pemenang pertama, kedua, dan ketiga Sunsilk Hijab Hunt 2017 berhak mendapatkan uang tunai puluhan juta rupiah dan umrah. Ada pula pemenang favorit berdasarkan hasil voting yang mendapatkan uang tunai Rp 10 juta. Akan terpilih juga pemenang paling inspiratif yang mendapat hadiah Rp 10 juta.

Tiga Gaya Hijab Simpel untuk Tampilan Maksimal Saat Lebaran

Tiga Gaya Hijab Simpel untuk Tampilan Maksimal Saat Lebaran
Jakarta -
Memasuki bulan Ramadan, para wanita biasanya sibuk memikirkan tampilan Lebaran agar terlihat maksimal di depan keluarga besar. Busana dan hijab harus disiapkan dari jauh-jauh hari agar tak kebingungan harus membuat tampilan seperti apa menjelang Lebaran nanti.

Untuk tren busana Lebaran tahun ini masih didominasi dengan gamis, tunik, hingga kaftan dengan warna-warna pastel. Aksen detail cape, ikat, dan serut menjadi selera banyak wanita untuk tahun ini.

Jika sudah menentukan busana Lebaran, saatnya menentukan gaya hijab. Pastikan gaya hijab Anda simpel agar bisa bersilaturahmi dengan leluasa saat Lebaran nanti. Berikut gaya hijab yang bisa dipilih seperti dilansir dari Wolipop:

Hijab Pasmina
Tiga Gaya Hijab Simpel untuk Tampilan Maksimal Saat Lebaran
Untuk menambah kesan ceria saat Lebaran, Anda bisa menggunakan gaya hijab pasmina berwarna cerah, tapi tetap terkesan lembut seperti warna baby pink. Cara menggunakannya pun praktis. Pasmina diletakkan di atas kepala, lalu lipat bagian depan ke arah dalam.

Sisi kanan pasmina dibawa melalui bawah dagu dan letakkan bagian tengah di atas telinga kiri, sematkan jarum pentul. Lilitkan pasmina bagian kiri dan lebarkan ujungnya. Pegang kedua ujung dan tarik ke belakang leher. Sematkan jarum pentul di dekat telinga kiri.

Hijab Layer
Tiga Gaya Hijab Simpel untuk Tampilan Maksimal Saat Lebaran
Gaya hijab yang simpel juga bisa terkesan menarik. Salah satunya dengan gaya hijab layer. Anda bisa mengaplikasikan hijab layer samping.

Lipat scarf segiempat menjadi segitiga. Bawa ke atas kepala salah satu ujungnya dan sematkan sejajar dengan telinga kanan. Putar sisanya ke belakang dan letakkan ujungnya di atas pundak kiri.

Semua bagian scarf berada di baju kiri dan biarkan ujungnya menggantung di dada. Lipat sisascarf ke atas kepala dan letakkan ujungnya sejajar dengan telinga kiri. Sematkan jarum pentul di atas telinga kanan.

Printed Scarf
Tiga Gaya Hijab Simpel untuk Tampilan Maksimal Saat Lebaran
Tren buasana Lebaran berwarna pastel bisa Anda padukan dengan printed scarf. Pilih warna busana, seperti krem atau baby blue. Lalu pakai hijab dengan print floral berbahan sutra atau satin.

Anda cukup menyematkan satu jarum pentul di bawah dagu, lalu diikat ke belakang. Bisa juga mengenakan hijab seperti biasa kemudian gunakan cincin sebagai pemanis di ujung scarf ke bagian tengah.

Untuk menunjang penampilan tersebut, jangan sepelekan kondisi rambut Anda saat Lebaran meskipun berhijab. Pastikan rambut Anda tetap terjaga dengan menggunakan shampoo yang tepat agar rambut selalu sehat, segar, dan harum.

Hal tersebut dapat anda dapatkan dengan menggunakan varian shampoo Sunslik Hijab series seperti: Sunsilk Hijab Refresh yang memberikan keharuman segar pada rambut disetiap sentuhan selama 48jam karena kandungan antioksidan dan fragrance Release Pearl disetiap botolnya.

Serta Sunsilk Lively Strong Anti Hairfall yang dilengkapi dengan ekstrak akar ginseng kaya akan mineral yang dapat menguatkan dan menembalkan rambut anda serta memberikan keharuman segar selama 48jan karena teknologi fragrance Release Pearl yang dimilikinya.

Nah bagi Anda yang mengalami masalah ketombe, anda dapat mengatasinya dengan Sunsilk Anti Dandruff. Formula istimewa dengan citrus dan zinc pyrithione bekerja lembut di kulit kepala anda menjadikan rambut halus tanpa ketombe.

Semua shampoo Sunsilk Hijab series tersebut aman untuk rambut anda karena dibuat menggunakan bahan-bahan alami. Selain itu, juga dikreasikan bersama pakar perawatan rambut internasional Jamal Hammadi.

Perlawanan Habib Rizieq Saat Jadi Tersangka


Perlawanan Habib Rizieq Saat Jadi Tersangka


Perlawanan Habib Rizieq Saat Jadi TersangkaJakarta - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab siap menempuh perlawanan hukum setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pornografi di situs 'baladacintarizieq'. Menurut pengacaranya, Habib Rizieq naik pitam saat tahu dijadikan tersangka.

Penyidik Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya awalnya menetapkan Habib Rizieq sebagai tersangka pada Senin, 29 Mei 2017 karena telah mengantongi alat bukti yang cukup di antaranya keterangan saksi, ahli, dan lainnya. "Iya, Rizieq tersangka," kata Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Wahyu Hadiningrat Wahyu.

 

Polisi selanjutnya menempuh sejumlah langkah untuk memeriksa Habib Rizieq yang kini berada di Arab Saudi. "Nanti kan bisa dipanggil ada tahapannya," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menanggapi lebih jauh terkait kasus ini karena hal itu sepenuhnya kewenangan penyidik di Polda Metro Jaya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan Habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap telah menyuruh Firza Husein membuat konten pornografi. Argo juga mengungkapkan penyidik telah memiliki alat bukti, salah satunya keterangan saksi ahli yang menyebutkan bahwa chat via WhatsApp antara Rizieq dan Firza Husein adalah asli, bukan rekayasa.

Argo memaparkan penyidik segera berkoordinasi dengan NCB untuk penerbitan red notice untuk memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia. Namun, sebelum penerbitan red notice ini, ada beberapa langkah yang akan dilakukan penyidik dalam upaya menghadirkan Rizieq kembali ke Tanah Air untuk kepentingan penyidikan kasus tersebut. "Kami sudah sampaikan untuk segera pulang ke Tanah Air. Kalau enggak juga, ya kami tetapkan tersangka. Kalau tersangka sudah, ya kami layangkan surat perintah penangkapan," jelas Argo.

Setelah menerbitkan surat perintah penangkapan, polisi akan memasukkan nama Habib Rizieq ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). "Setelah DPO baru kita terbitkan red notice. Nanti kita lihat persyaratannya apa saja, nanti kita koordinasi sama Interpol," sambungnya.

Penetapan sebagai tersangka ini akhirnya sampai ke telinga Habib Rizieq. "Habib Rizieq memberi informasi kepada saya, dia marah besar sekali, pengin pulang segera," ujar kuasa hukum Habib Rizieq, Kapitra Ampera. 

Menurut dia, Habib Rizieq akan melakukan perlawanan hukum dan politik karena seolah-olah menjadi target untuk ditetapkan tersangka. "Habib Rizieq komunikasi langsung dengan saya dan memerintahkan kami untuk segera melakukan perlawanan hukum yang masif, sistematis terstruktur dan kami tadi sudah melakukan rapat gabungan untuk mengambil tindakan tindakan hukum dengan secepatnya," imbuhnya. 

Kapitra menegaskan konten yang dituduhkan kepada Habib Rizieq masih debatable sehingga seharusnya orang yang menyebarkan konten tersebut yang harus diproses hukum, bukan Habib Rizieq. "Kami akan ajukan praperadilan dan kami juga ajukan judicial review, uji materi ke Mahkamah Konstitusi," ungkap Kapitra.

Selain itu, Kapitra menduga ada executive order dalam kasus yang menjerat Habib Rizieq. Namun Kapitra tidak menyebutkan secara rinci mengenai siapa yang menggerakan kepolisian dalam menetapkan Rizieq sebagai tersangka. Pihaknya akan mengumumkan secara pasti setelah ada investigasi lebih lanjut.

Kapitra Ampera mengaku telah ada 726 pengacara yang tergabung dalam tim kuasa hukum yang siap membela Habib Rizieq Syihab. 

Friday, March 17, 2017

Sispakah sebenarnya Fir'aun ?

Fira’ aun Mana yang di Tenggelamkan?

Sampai artikel ini di angkat, saya tidak begitu ingat sudah berapa kali blog ini mengangkat sejarah tentang peradaban yang berasal dari negeri piramida, karena begitu banyaknya cerita dan penemuan penemuan para ilmuwan untuk mengungkap kisah kisah sejarah kuno akan sebuah peradaban. Tempat Nabi Musa mengajarkan wahyu Ilahi.

Salah satu yang paling menarik adalah tentang penenggelaman firaun di laut merah atas mukjizat Allah kepada Nabi Musa. Namun ada satu hal yang perlu kalian ingat dari peristiwa ini, apa itu??

Kisah mengenai Mukjizat Nabi Musa (Moses) yang membelah Laut Merah dengan tongkatnya untuk menghindari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya tentunya sudah tak asing lagi ditelinga kita. Di kitab suci Al-Qur’an dan Alkitab, kronlogi pengejaran dikisahkan begitu gamblang walaupun terdapat sedikit perberbedaan kisah diatara keduanya. Namun yang pasti, kedua kitab suci tersebut mengisahkan kepada kita mengenai akhir yang menggembirakan bagi Musa beserta Kaum Bani Israel karena dapat meloloskan diri dari kejaran Fir’aun beserta bala tentaranya. Dan bagi sang Fir’aun, ia justru menemui ajalnya setelah tenggelam bersama pasukannya di Laut Merah.

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Al-Baqarah : 50).

Walaupun Al-Quran dan Alkitab sudah cukup jelas mengisahkan kronologi peristiwa itu terjadi, namun masih terdapat teka-teki mengenai siapa sebenarnya Fir’aun yang memimpin pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani Israel? Al-Quran dan Alkitab tidak menyebutkan secara mendetail siapakah Fir’aun yang dimaksud. Ya disini kita akan dibawa dengan sebuah pertanyaan. Siapakah Firaun yang di tenggelamkan di laut merah??

Fir’aun (Pharaoh) merupakan gelar yang diberikan kepada raja-raja Mesir kuno. Asal usuI istilah Fir’aun sebetulnya merujuk kepada nama istana tempat berdiamnya seorang raja, namun lama – kelamaan digunakan sebagai gelar raja-raja Mesir kuno. Banyak Fir’aun yang telah memimpin peradaban yang terkenal dengan penginggalan Piramida Khufu-nya itu, mulai dari Raja Menes -sekitar 3000 SM, pendiri kerajaan, pemersatu Mesir hulu dan hilir – hingga Mesir jatuh dibawah kepemimpinan raja-raja dari Persia.

Sejauh ini telah banyak studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi siapakah Fir’aun yang sedang berkuasa saat peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel dari tanah Mesir. Berikut beberapa kandidatnya :

Ahmose I (1550 SM – 1525 SM)
Thutmose I (1506 SM – 1493 SM)
Thutmose II (1494 SM – 1479 SM)
Thutmose III (1479 SM – 1425 SM)
Amenhotep II (1427 SM – 1401 SM)
Amenhotep IV(1352 SM – 1336 SM)
Horemheb (sekitar 1319 SM – 1292 SM)
Ramesses I (sekitar 1292 SM – 1290 SM)
Seti I (sekitar 1290 SM – 1279 SM)
Ramesses II (1279 SM – 1213 SM)
Merneptah (1213 SM – 1203 SM)
Amenmesse (1203 SM – 1199 SM)
Setnakhte (1190 SM – 1186 SM)

Dari daftar beberapa Fir’aun diatas, nama Ramesses II selama ini memang kerap diidentifikasikan sebagai Fir’aun yang sedang berkuasa pada saat itu. Ia merupakan sosok Fir’aun terbesar dan terkuat yang pernah memimpin peradaban Mesir kuno. Ramesses II juga merupakan salah satu Fir’aun yang paling lama berkuasa, yakni 66 tahun lamanya.

Sifatnya yang kadang tirani terhadap masyarakat kelas bawah, membuat sejarawan banyak yang berspekulasi dengan menyebutkan ia sebagai raja yang memperbudak Bani Israel. Walaupun demikian, tidak ada bukti arkeologi yang benar-benar memperkuat dugaan tersebut. Selain itu periode masa hidupnya juga dikatakan tidak cocok dengan kemungkinan terjadinya peristiwa keluaran.

Kemudian menilik ke Raja Merneptah – putra Ramesses II – yang berkuasa setelah Ramesses II mangkat, ia juga bukan merupakan Fir’aun yang dimaksud mengingat pada masa pemerintahannya, Merneptah pernah mengatakan bahwa Bangsa Israel telah tiba di tanah Kana’an. Itu artinya, peristiwa keluarnya Musa beserta Bani Israel telah lama terjadi sebelum ia berkuasa.

Lalu bagaimana dengan Seti I, ayah dari Ramesses II ? Bagaimanapun juga, ahli sejarah Alkitab mengatakan peristiwa keluaran ini terjadi disekitar 1400 SM, itu jauh dari masa pemerintahan Seti I.

Beberapa Sejarawan yang menggunakan metode penelitian dengan cara mencocokkan kronologi di dalam catatan-catatan peninggalan Mesir Kuno dengan perkiraan waktu keluaran pada kitab suci menyimpulkan, kemungkinan peristiwa itu terjadi saat Mesir kuno dibawah pimpinan Raja-raja Dinasti ke-18.

Dinasti ke-18 mencakup beberapa raja, yakni Thutmose I (1506 SM – 1493 SM), Thutmose II (1494 SM – 1479 SM), diselingi oleh kepempinan Fir’aun wanita yaitu Ratu Hatsepsut (1479 SM -1458 SM) kemudian Thutmose III (1479 SM – 1425 SM).

Benarkan Thutmose II Fir’aun yang tenggelam di Laut Merah?


Relief Thutmose II

Menurut studi yang dilakukan oleh Sejarawan Alan Gardiner, setelah kematian Thutmose I dan masa persinggahannya selama 40 tahun di Madyan / Midian, Musa memutuskan untuk kembali ke tanah Mesir tempat beliau dibesarkan. Allah menugaskan Musa untuk menyampaikan ajaran agama yang hakiki kepada Fir’aun. Pada saat itu, Mesir dipimpin oleh Raja Thutmose II yang memperistri Ratu Hatshepsut.

Thutmose II, menurut sejarah bukanlah sosok Fir’aun yang hebat, sebaliknya istrinya Hatshepsut yang banyak berperan penting bagi kemajuan kerajaan. Walaupun bukan merupakan sosok pemimpin yang dikatakan berpengaruh, Gardiner tetap meyakini Thutmose II merupakan kandidat terkuat fir’aun yang melakukan pengejaran terhadap Musa beserta kaum Bani Israel. Hal itu dikarenakan banyaknya kecocokan dengan studi sejarah yang ia lakukan.

Garnier juga menambahkan bahwa di pusara tempat berdiamnya mummi Thutmose II, hampir tidak ditemukan ornamen-ornamen dan benda-benda berharga “semewah” pusara raja-raja Mesir kuno yang lainnya. Ada kesan bahwa raja ini tidak begitu disukai dan dihormati oleh rakyatnya, sehingga mereka tak peduli dengan kematian sang Raja. Selain itu, kematiannya yang mendadak juga menjadi salah satu alasannya.

Penelitian terhadap Mummi Thutmose II yang ditemukan di situs Deir el-Bahri pada tahun 1881 mengungkapkan bahwa terdapat banyak bekas cidera di tubuhnya, dan Mummi-nya ditemukan tidak dalam kondisi yang bagus. Hal ini mungkin menandakan Thutmose II mati secara tidak wajar. Apakah cidera di tubuhnya itu akibat hempasan kekuatan gelombang Laut Merah yang secara tiba-tiba tertutup kembali? Wallahu ‘alam Bishawab (Hanya Allah Yang Maha Tahu: red)

Al-Quran sendiri mengisahkan detik-detik terakhir kehidupan Sang Fir’aun :

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia ;” Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. ( QS Yunus 90).

Dari ayat diatas kita dapat mengetahui bahwa Fir’aun mencoba memohon kepada Allah agar ia diselamatkan ketika air mengenggelamkan raganya. Namun sangatlah jelas bahwasannya tindakan Fir’aun hanyalah suatu kebohongan semata sebagai alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut.

Setelah sang Fir’aun tewas pada periode pemerintahannya yang tergolong singkat, besar kemungkinan jalannya roda pemerintahan diambil alih sementara oleh sang Ratu yang tak lain ialah Hatshepsut sebelum akhirnya Thutmose III naik tahta.

Jika benar Thutmose II merupakan Fir’aun yang dimaksud, ada suatu kemungkinan kronologi sejarahnya menjadi demikian :

Pertama, Musa dibesarkan dilingkungan kerajaan Mesir saat Thutmose I berkuasa, dan istri Thutmose I yang menemukan bayi Musa saat hanyut di Sungai Nil.

Kedua, selang puluhan tahun setelah Musa melarikan diri dari tanah Mesir karena ancaman hukuman mati akibat peristiwa terbunuhnya seorang prajurit kerajaan olehnya, ia kembali untuk menyampaikan ajaran Allah kepada Fir’aun. Namun pada saat itu mungkin Thutmose I telah meninggal dan digantikan putranya Thutmose II.


Mumi Thutmose II

Mengapa Thutmose II Diyakini Sebagai Firaun Yang Tenggelam di Laut Merah Sedangkan Mummi-nya Sendiri Berhasil Ditemukan?

Pertanyaan diatas memang kerap ditanyakan. Mereka yang bertanya kebanyakan beranggapan bahwa Jasad Fir’aun tidak mungkin berhasil ditemukan apalagi dalam bentuk Mummi, sebab telah tenggelam di Laut Merah bersama bala tentaranya.

Bagi kawan-kawan muslim, Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut :

Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).

Tentunya ayat diatas sudah cukup menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang Fir’aun.

betamedialink.blogspot.com

Thursday, July 10, 2014

Periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara

Dari kehidupan masyarakat zaman praaksara, kita mendapatkan warisan berupa alat- alat dari batu, tulang, kayu, dan logam serta lukisan pada dinding-dinding gua. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dalam usaha menuliskan sejarah kehidupan manusia. Jejak-jejak tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan penulisan sejarah dan akan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya sampai turun temurun. Jejak sejarah yang histories merupakan jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi tentang kejadian-kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan sejarah.

Jejak historis ada dua, yaitu jejak historis berwujud benda dan jejak historis yang berwujud tulisan.Jejak historis berwujud benda merupakan hasil budaya/tradisi di masa kuno, misalnya tradisi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, dan Perundagian.

a.Tradisi manusia hidup berpindah (zaman Paleolitikum)
Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum mampu menguasai alam, dan tidak menetap.

Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan sebab alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegunungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper (kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari batu maka disebut stone culture (budaya batu). Alat sejenis juga ditemukan di Parigi (Sulawesi) dan Lahat (Sumatra).

Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur) Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut  bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari batu berupa  flakes dan batu indah berwarna yang disebut chalcedon.

b.Peningkatan hidup manusia memasuki hidup setengah menetap atau semisedenter  (zaman Mesolitikum)  Mereka sudah memiliki kemajuan hidup seperti adanya  kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche  (gua tempat tinggal). Alat-alatnya adalah kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.

c.Tradisi manusia zaman hidup menetap (zaman Neolitikum)
Pada zaman ini, manusia sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang.

Jenis tanamannya adalah ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka menggunakan peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk bulat telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan).

Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan adalah kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam.

Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, ahli sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam adalah menyembah dewa alam.


d.Tradisi Megalitikum
Pada zaman ini, alat dibuat dari batu besar seperti menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir adalah tugu batu besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen adalah meja batu besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus adalah kubur peti batu besar. DiSulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.

e.Tradisi zaman perundagian
Setelah hidup menetap, mereka semakin pandai membuat alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah mampu membuat alat dari logam (sering disebut budaya Dongson karena berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan.

Pembuatan gerabah dilakukan masyarakat sampai sekarang, seperti di Jawa (Tuban; Gunung Tangkil dekat Bogor; desa Anjun dekat Pamanukan; Kasongan, Yogyakarta; Bayat Klaten; Gengkuang Garut), di Sumatra (daerah Gayo, Aceh), dan di Papua (desa Abare, Kayu Batu di Teluk Humboldt).

 Jenis benda logam yang dibuat di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut.

1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.

2)Kapak corong, disebut demikian karena bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua.

3)Arca perunggu, ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada perhiasan perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian adalah menyembah roh nenek moyang (animisme).

Friday, September 6, 2013

Penyebaran Kebudayaan Bacson-Hoabinh di Indonesia

Di Pegunungan Bacson dan di Provinsi Hoabinh dekat Hanoi, Vietnam, oleh peneliti Madeleine Colani ditemukan sejumlah besar alat yang kemudian dikenal dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Jenis alat serupa juga ditemukan di Thailand, Semenanjung Melayu, dan Sumatra. 

Peninggalan-peninggalan di Sumatra berupa bukit-bukit kerang yang dinamakan kjokkenmoddinger (sampah dapur) yang memanjang dari Sumatra Utara sampai Aceh.

Ciri dari kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran satu kepalan dan bagian tepinya sangat tajam. Hasil penyerpihannya menunjukkan berbagai bentuk, seperti lonjong, segi empat, dan ada yang bentuknya berpinggang. Di wilayah Indonesia, alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di Papua, Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. 

Penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur (utara). Mereka datang di Nusantara dengan perahu bercadik dan tinggal di pantai timur Sumatra dan Jawa, namun mereka terdesak oleh ras Melayu yang datang kemudian. Akhirnya, mereka menyingkir ke wilayah Indonesia Timur dan dikenal sebagai ras Papua yang pada masa itu sedang berlangsung budaya Mesolitikum sehingga pendukung budaya Mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Ras Papua ini hidup dan tinggal di gua-gua (abris sous roche) dan meninggalkan bukit-bukit kerang atau sampah dapur (kjokkenmoddinger). 

Ras Papua Melanesoid sampai di Nusantara pada zaman Holosen. Saat itu keadaan bumi kita sudah layak dihuni sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi kehidupan manusia. 

Penyelidikan kjokkenmoddinger dilakukan oleh Dr. P.V. Van Stein Callenfels tahun 1925. Juga banyak ditemukan kapak genggam yang kemudian dinamakan kapak Sumatra, terbuat dari batu kali yang dibelah, sisi luarnya tidak dihaluskan, dan sisi dalamnya dikerjakan sesuai dengan keperluan. Jenis lain adalah kapak pendek (hache courte), bentuknya setengah lingkaran, bagian tajamnya pada sisi lengkung. Ditemukan pula batu penggiling (pipisan) sebagai penggiling makanan atau cat merah, ujung mata panah,  flakes, dan kapak Proto Neolitikum.

Ras Papua Melanesoid hidup masih setengah menetap, berburu, dan bercocok tanam sederhana. Manusia yang hidup di zaman budaya Mesolitikum sudah mengenal kesenian, seperti lukisan mirip babi hutan yang ditemukan di Gua Leang-Leang (Sulawesi). Lukisan tersebut memuat gambar binatang dan cap telapak tangan. Mayat dikubur dalam gua dengan sikap jongkok, beberapa bagian mayat diolesi dengan cat merah. Merah adalah warna darah, tanda hidup. 

Mayat diolesi warna merah dengan maksud agar dapat mengembalikan kehidupannya sehingga dapat berdialog. Kecuali alat batu, juga ditemukan sisa-sisa tulang dan gigi-gigi binatang seperti gajah, badak, beruang, dan rusa. Jadi, selain mengumpulkan binatang kerang, mereka pun memburu binatang-binatang besar.

Di daerah Sumatra alat-alat batu jenis kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di Lhokseumawe dan Medan. Di Pulau Jawa, alat kebudayaan yang sejenis kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di daerah sekitar Bengawan Solo, yakni bersamaan waktu penggalian fosil manusia purba. Peralatan yang ditemukan dibuat dengan cara yang sederhana, belum diserpih dan belum diasah. Alat tersebut diperkirakan dipergunakan oleh jenis Pithecanthropus erectus di Trinil, Jawa Timur.


Tuesday, March 19, 2013

Hasil Kebudayaan Manusia Purba di Indonesia

Sejak zaman Pleistosen Bawah telah ada jenis manusia purba yang sudah  menghasilkan alat-alat hidup dan budaya. Bukti bahwa Pithecanthropus erectus menghasilkan kebudayaan Pacitan ditemukan Von Koenigswald berupa kapak perimbas atau disebut kapak Pacitan. Alat-alat kebudayaannya terbuat dari batu, tulang, kayu, dan ada yang dari tulang binatang. Selain di Pacitan dan Ngandong, alat-alat semacam ini juga ditemukan di Sumatra, Sulawesi, Flores, dan Timor.

Hallam L. Movius Jr. (arkeolog Amerika) mengklasifikasikan alat Paleolitikum sebagai berikut.

1.Kapak perimbas (chopper)
Bagian yang tajam berbentuk cembung, digunakan untuk memangkas. Fungsi kapakini untuk penetak dan pemotong. Kapak ini ditemukan di Pacitan oleh Von Koenigswald tahun 1935 yang diperkirakan pendukung Pithecanthropus erectus, kapak ini disebut juga chopper chopping tool. Kapak ini juga ditemukan di luar Nusantara, seperti di Pakistan, Myanmar, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
 
2.Kapak penetak
Kapak ini mirip kapak perimbas, hanya bentuknya lebih besar, dipergunakan untuk membelah kayu, pohon, atau bambu. Alat ini disebut chopping tool, ditemukan hampir diseluruh wilayah Nusantara.

3.Kapak genggam
Kapak ini memiliki bentuk mirip kapak perimbas, tetapi jauh lebih kecil. Cara pemakaiannya dengan digenggam pada ujungnya yang lebih kecil. Hampir di seluruh Nusantara terdapat alat tersebut.

4.Pahat genggam
Bentuknya lebih kecil dari kapak genggam yang berfungsi untuk menggemburkantanah  dan mencari ubi-ubian. Alat ini sangat tajam.

5.Alat serpih
Alat serpih dipergunakan untuk pisau, mata panah, dan alat pemotong. Alat serpih ini ditemukan oleh Von Koenigswald tahun 1934 di Sangiran, juga  di Gua Lawa, (Sampung, Ponorogo), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Timor, dan Roti. Alat serpih ini berukuran kecil antara 10 – 20 cm yang banyak ditemukan di gua-gua.

6.Alat-alat dari tulang
Alat ini dibuat dari tulang binatang untuk pisau, belati, dan mata tombak yang banyak ditemukan di Ngandong (Ngawi Jawa Timur). 

Homo sapiens juga telah memiliki kebudayaan yang lebih tinggi. Hasil kebudayaannya, sudah tergolong pada budaya Batu Tengah, yakni Mesolitikum. Alat mereka sudah dihaluskan sebagian dan tempat tinggal mereka berada di gua-gua sehingga meninggalkan abris sous roche dan sampah kerang kjokkenmoddinger. Tempat tinggalnya ditemukan di pantai Sumatra Timur dan alat-nya berupa kapak Sumatra, kapak pendek, serta pipisan atau batu penggiling. Adapun  kjokkkenmoddinger ditemukan di Gua Sampung (Ponorogo, Jawa Timur), di Timor, di Pulau Roti, dan Bojonegoro. Alat-alat mereka selain dari batu sudah ada yang dibuat dari tulang (bone culture).