Translate

Sunday, September 30, 2012

Masyarakat Indonesia masa aksara

a.Perkembangan sejarah setelah mengenal aksara

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia dari Yunan ke Nusantara yang melewati jalan barat (melewati Yunan – Malaka – Sumatra – Jawa), serta yang melewati jalur utara Yunan – Formosa – Jepang – Sulawesi Utara dan sampai di Irian/ Papua ternyata membawa pengaruh besar terhadap perkembangan sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Adanya beraneka ragam budaya daerah yang muncul di tengah-tengah perkembangan masyarakat yang masih dapat dirasakan oleh masyarakat nusantara pada masa kini.

Bangsa Deutero Melayu yang datang 500 SM ke Nusantara ternyata membawa pengaruh yang lebih maju daripada pendahulunya. Mereka melalui jalan barat, yakni Yunan – Malaka – Sumatra – Jawa. Mereka hidup di Nusantara dan berkembang sebagai masyarakat yang produktif serta menjadi bangsa Indonesia sampai sekarang. 

Masyarakat Deutero Melayu yang telah berkembang menjadi bangsa Indonesia itu telah memiliki kemajuan di berbagai bidang, antara lain, sebagai berikut:

1)Dalam bidang pemerintahan
mereka menganut asas demokrasi melalui musyawarah untuk menentukan pimpinan mereka, bentuk organisasi kemasyarakatan yang ada adalah kesukuan. Kepala suku dipilih dari orang yang memiliki kemampuan tertinggi (primus inter pares).

2)Dalam bidang ekonomi, 
usaha untuk memenuhi kebutuhan diupayakan dengan menggunakan ekonomi barang (pertukaran/barter), hidup gotong royong dalam mengerjakan sawah, berkelompok, dan semua hak milik digunakan bersama.

3)Kepercayaan nenek moyang kita adalah animisme dan dinamisme.
Keadaan alam Nusantara memaksa mereka harus pandai berlayar sebab Nusantara terdiri atas kawasan kepulauan serta adanya tuntutan kebutuhan untuk saling mencukupi. Akhirnya, muncul perdagangan antarpulau dan berkembang menjadi perdagangan antarnegara. Pelayaran lintas laut telah membawa bangsa Indonesia mampu mengarungi lautan internasional sehingga terciptalah hubungan dagang yang maju, yang melibatkan kawasan Nusantara. 

Kita ketahui bahwa kemajuan pelayaran perdagangan antara Cina-India yang melewati kawasan Nusantara menyebabkan terjalinnya perdagangan di Nusantara juga, namun pengaruh India di Nusantara jauh lebih besar. Pengaruh India yang masuk ke Nusantara membawa perkembangan bagi kemajuan hidup masyarakat di Nusantara pada saat itu dan berkembang sampai sekarang, misalnya, dalam bidang pemerintahan, budaya, sosial, dan kepercayaan.

1)Dalam bidang pemerintahan
Masyarakat Nusantara yang hidup secara berkelompok di masa lalu, ternyata mampu berkembang secara dinamis dengan bentuk kesukuan. Kontak dengan India ternyata membawa pengaruh positif dalam kehidupan masyarakat terutama dalam pemerintahan. Masyarakat Nusantara yang semula berbentuk kesukuan, dengan masuknya pengaruh hinduisme ke dalam masyarakat, mengubah bentuk pemerintahannya menjadi bentuk kerajaan.

Kekuasaan raja diberikan secara turun temurun dan tidak dipilih rakyat sehingga rakyat menerima saja. Namun, raja yang lemah pasti segera jatuh digantikan raja yang lebih bijaksana atau lebih kuat.

2)Dalam bidang budayaKita mengetahui bahwa masuknya budaya India ke Nusantara ternyata memberi semangat bangsa Indonesia untuk berkarya lebih bagus dan terarah. Bahkan para raja dan penguasa mulai menuliskan perintah melalui prasasti. Hasil karya budaya Nusantara yang mengagumkan dan memiliki seni yang tinggi, misalnya, candi Borobudur yang menjadi kebanggaan dunia dan relief pada dinding candi yang melebihi kehebatan orang India. Misalnya, relief Ramayana pada candi Prambanan. Begitu juga munculnya seni sastra yang dihasilkan oleh sastrawan Nusantara seperti cerita  Mahabharata dan Ramayana versi Nusantara kitab Gatotkacasraya yang telah memuat unsur javanisasi.

3)Dalam bidang sosialPranata sosial di zaman Indonesia-Hindu sudah teratur, sudah ada desa sebagai satu kelompok masyarakat. Penerapan aturan untuk membina masyarakat sudah ada, kehidupan masyarakatnya bersifat gotong royong.

4)Dalam kepercayaan
Nenek moyang yang sudah memiliki kepercayaan asli (animisme, dinamisme) mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Sehingga, meskipun telah menyembah Dewa Hindu atau Buddha, mereka tetap bersesaji untuk memuja roh (sesuai keyakinan animisme dan dinamisme).

b.Perkembangan rekaman tertulis
Jejak-jejak masa lampau menjadi bahan penting untuk menuliskan kembali sejarah umat manusia. Jejak masa lampau mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan penulisan sejarah. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dan mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan untuk penulisan sejarah.

Kisah sejarah tersebut disampaikan dari generasi ke generasi dan dapat dipelihara terus sehingga mampu untuk mengisahkan kembali peristiwa dari jejak-jejak pada masa lampau.

Jejak sejarah dapat dibedakan menjadi dua,yaitu:

1)Jejak historis, yaitu jejak sejarah yang menurut sejarawan memiliki atau mengandung informasi tentang kejadian-kejadian yang historis sehingga dapat digunakan untuk menyusun penulisan sejarah.

2)Jejak non historis, yaitu suatu kejadian pada masa lampau yang tidak memiliki nilai sejarah.

Jejak historis yang berwujud tulisan merupakan rekaman tertulis tradisi masyarakat pada masa lalu. 
Rekaman tertulis di Indonesia terbagi menjadi sumber tertulis sezaman dan setempat, sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat, dan sumber tertulis setempat tidak sezaman.

1)Sumber tertulis sezaman dan setempat
Sumber tertulis sezaman ialah sumber tersebut ditulis oleh orang yang mengalami peristiwa itu, atau ditulis waktu itu, atau ditulis tidak lama setelah peristiwa itu terjadi.
Sumber setempat maksudnya adalah penulisannya di dalam negeri sendiri.
Contoh sumber tertulis sezaman dan setempat adalah prasasti. Prasasti berarti pengumuman atau proklamasi, semacam perundang-undangan yang memuji raja, dan biasanya berbentuk puisi atau bahasa puisi. Dalam istilah bahasa Inggris disebut enloggistie. Istilah lain untuk prasasti adalah inscriptie atau piagam. Ilmu yang mempelajari tentang prasasti disebut epigraphy.

Prasasti ada yang terbuat dari batu (disebut Caila Prasasti), dari logam, atau dari batu bata. Wujud prasasti yang berupa batu (Caila Prasasti) terdiri atas:

a)batu biasa (batu kali) disebut natural stone;
b)batu lingga (batu lambang Siwa);
c)pseudo lingga (lingga semu), biasanya berupa batu patok atau batu pembatas;
d)batu yoni (lambang isteri Siwa), biasanya juga disebut lambang wanita.

Adapun prasasti dari logam terbuat dari tembaga, perunggu, atau emas. Prasasti dari perunggu, misalnya, prasasti dari Airlangga, yakni prasasti Calcutta.
Prasasti yang berupa batu bata disebut juga Terra Cotta. Prasasti dari batu bata ini di Indonesia hanya sedikit sekali kita dapatkan. Contohnya adalah prasasti di candi Sentul.

Berdasarkan bahasa yang digunakan, prasasti dibedakan menjadi empat. 
a)Prasasti berbahasa Sanskerta, misalnya, prasasti Kutai, prasasti Tarumanegara, prasasti Tuk Mas, prasasti Canggal (sumber sejarah Mataram Hindu), Ratu Boko, Kalasan, Kelurak, Plumpungan, dan Dinoyo.

b)Prasasti perpaduan bahasa antara Jawa Kuno dengan Sanskerta, misalnya, prasasti Kedu, prasasti Randusari I dan II, dan prasasti Trowulan I, II, III, IV.

c)Prasasti perpaduan bahasa Melayu Kuno dengan Sanskerta, misalnya prasasti Kota Kapur di Sriwijaya, prasasti Gondosuli, prasasti Dieng, dan prasasti Sajomerto (Pekalongan).

d)Prasasti perpaduan bahasa Bali Kuno dengan Sanskerta.
Prasasti Bali Kuno kebanyakan terdapat di pura atau candi. Prasasti ini dianggap benda suci sehingga hanya diperlihatkan pada waktu upacara oleh para pedande (pendeta). Prasasti di Bali pada umumnya berisi  Raja Casana  atau peraturan dari raja. Pura yang terkenal di Bali, misalnya, Bangli, Kintamani, dan Sembiran. Ahli prasasti Bali adalah R. Goris. Beliau mentranskrip prasasti Bali. Di Bali, prasasti yang sudah rusak, hurufnya diduplikasikan kembali dengan istilah "tinulat".Ada keanehan pada prasasti Tugu Sanur. Tinggi prasasti adalah 1 m, bentuknya agak silinder, tetapi tulisannya sudah rusak. Prasasti ini memiliki keistimewaan menggunakan huruf Pranagari menggunakan bahasa Bali Kuno, sedangkan yang menggunakan huruf Bali Kuno menggunakan Bahasa  Sanskerta.Artinya, prasasti Tugu Sanur ditulis dengan menggunakan dua bahasa (bilingual).
Secara umum isi prasasti memuat beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut.
(a)Penghormatan kepada dewa dalam agama Hindu biasanya diawali dengan kata Ong Civaya,sedangkan agama Buddha diawali dengan kata Ong nama Buddhaya.
(b) Angka tahun dan penanggalan, dalam penulisannya biasanya diawali dengan permulaan kata-kata: "Swasti Cri Cakawarsatita" yang berarti Selamat Tahun Caka yang sudah berjalan. Penamaan hari dalam satu minggu (tujuh hari) terdiri dari: Raditya (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Buddha (Rabu), Respati (Kamis), Cakra (Jumat), dan Sanaiswara (Sabtu).
(c) Menyebut nama raja, diawali dengan kata-kata "Tatkala Cri Maharaja Rakai Dyah ..." dan selanjutnya.
(d) Perintah kepada pegawai tinggi, perintah ini biasanya melalui Rakryan Mahapatih dengan istilah "Umingsor ring rakryan Mahapatih ...", jadi raja tidak memberi perintah langsung.
(e) Penetapan daerah sima (daerah bebas pajak), yang telah menolong raja atau menolong orang penting atau telah menolong rakyat banyak, misalnya, daerah penyeberangan sungai.
(f) Sambhada (sebab musabab mengapa suatu daerah dijadikan sima).
(g) Para saksi.
(h) Desa perbatasan sima disebut juga "wanua tpisiring".
(i) Hadiah yang diberikan oleh daerah yang dijadikan sima kepada raja, kepada pendeta, dan para saksi. Jika berupa uang, ukurannya adalah Su,berarti suwarna atau emas. Ma berarti masa dan Ku berarti kupang {1 su = 16 Ma = 64 Ku atau1 Su = 1 tail = 2 real}, demikianlah ukuran uangnya.
(j) Jalannya upacara.
(k) Tontonan yang diadakan.
(l) Kutukan (sumpah serapah kepada orang yang melanggar peraturan daerah sima).


Pada zaman Islam di Indonesia masih terdapat prasasti, yakni dari zaman Sultan Agung Mataram, antara lain, ditemukan di Jawa Barat berupa tembaga di desa Kandang Sapi atau Tegalwarna daerah Karawang. Prasasti ini menggunakan bahasa Jawa Tengahan, isinya daerah Sumedang dijadikan sima karena menjaga lumbung padi.

Amangkurat I dari Mataram juga mengeluarkan prasasti di dekat Parangtritis pada sebuah gua. Prasasti ini dibuat Amangkurat waktu melarikan diri karena diserang Trunojoyo. Di situ terdapat Condro Sengkolo"Toya ingasto gono Batara" (toya = 4, asto = 2, gana = 6, Batara = 1) sama dengan 1624 tahun Jawa.

2)Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat
Sumber ini dimaksudkan ditulis sezaman, tetapi ditulis di luar negeri. Sumber ini biasanya tidak begitu jelas, kebanyakan berasal dari Tiongkok, Arab, Spanyol, dan India. 

Misalnya, kitab Ling Wai Taita karangan Chou Ku Fei pada tahun 1178.
Buku ini menggambarkan kehidupan tata pemerintahan, keadaan istana, dan benteng Kerajaan Kediri. Juga menceritakan kehidupan bangsawan pada saat itu yang memakai sepatu kulit, perhiasan emas, pakaian sutra, dan menunggang gajah atau kereta, serta pesta air dan perayaan di gunung bagi rakyat. 

Kitab Chu Fang Chi ditulis Chau Ju Kua pada abad ke-13, menceritakan di Asia Tenggara tumbuh dua kerajaan besar dan kaya, yaitu di Jawa dan Sriwijaya.

Sumber lain adalah tambo dinasti Tang dari Cina yang memuat tentang Holing dan Sriwijaya serta tambo dinasti Ming yang membicarakan kemajuan perdagangan zaman Majapahit. Berita Fa Hsien menyebut Tarumanegara atau Jawa dengan sebutan  Yepoti dalam bukunya Fo Kwa Chi. 
Musafir I-Tsing yang pernah datang di Indonesia (di Sriwijaya dan belajar di sana) mengatakan bahwa Sriwijaya maju perdagangannya. Kemudian Hwining dalam perjalanannya singgah di Holing dan bekerja sama dengan Jnanabhadra untuk menerjemahkan kitab Hastadandasastra dalam bahasa Sanskerta (mereka berada di Holing selama tiga tahun). Selain itu, banyak juga catatan dari Arab, Spanyol, India, dan Belanda.

3)Sumber tertulis setempat tidak sezaman
Sumber ini ditulis lama sesudah peristiwa terjadi, mungkin sudah berdasarkan cerita dari mulut ke mulut atau berdasar cerita rakyat. Misalnya, buku  Babad Tanah Jawi dan kitab Pararaton (walaupun ada babad sezaman, tetapi tidak banyak).


Cara masyarakat yang belum mengenal tulisan mewariskan masa lalunya

Kita menyadari bahwa masyarakat Indonesia saat ini merupakan kelanjutan dari masyarakat terdahulu yang turun temurun menjadi nenek moyang kita dan telah mewariskan budayanya kepada masyarakat sekarang.

Mereka di masa lampau hidup secara berkelompok, gotong royong, dan adanya pola kepemimpinan yang demokratis dan rasional, yakni primus inter pares. Pola kehidupan masyarakat saat itu dapat berkembang hingga masa kini.

Cara mereka dalam mewariskan apa yang mereka miliki dilakukan melalui keluarg dan masyarakat.

a.Melalui keluarga Keluarga 
merupakan lingkup social terkecil, tetapi paling kental dalam hidup kebersamaan. Nilai-nilai dan tatanan kehidupan dibina serta dihidupkan terus menerus melalui keluarga, mulai cara membuat alat kebudayaan, bahasa, bahkan unsur upacara-upacara yang kemudian dilestarikan secara turun temurun.

b.Melalui masyarakat

Masyarakat adalah suatu kumpulan manusia yang tinggal di suatu tempat dalam jangka waktu yang lama dan menghasilkan kebudayaan. Jadi, masyarakat dapat dibedakan berdasarkan budaya yang ada dan berkembang di dalamnya.


Masyarakat prasejarah mewariskan masa lalunya melalui benda-benda kebudayaan, baik yang terbuat dari batu, tulang, atau logam. Selain itu, mereka juga meninggalkan jejak-jejak berupa lukisan di dinding gua, sampah dapur, dan gua tempat tinggal. 

Selain peninggalan yang berwujud benda (bersifat konkret), masyarakat praaksara juga meninggalkan budaya tidak berwujud benda (bersifat abstrak). Bentuk-bentuk peninggalannya dapat berupa sistem religi (kepercayaan) dan adat istiadat (bahasa, seni, upacara-upacara adat, dan sebagainya). Kebudayaan itu ada yang punah, namun ada juga yang tetap dipelihara oleh masyararat. Misalnya, pemberian sesaji pada tempat-tempat yang dianggap keramat, pertunjukan hiburan rakyat, tata cara perkawinan, kematian, dan perhitungan hari baik.

Berikut metode-metode pewarisan masa lalu yang dilakukan masyarakat praaksara melalui keluarga dan masyarakat,yaitu:

a.Folklore
Folklore adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi belum dibukukan. Ada juga yang mengartikan folklore adalah sebuah cerita yang tokohnya adalah binatang, makhluk hidup di luar manusia, atau personifikasi abstrak yang mengambil perwatakan kemanusiaan dan berbicara serta bertingkah seperti manusia.

Folklore dibedakan atas folklore lisan dan folklore nonlisan. 
Folklore lisan adalah folklore yang disebarluaskan dan diwariskan dalam bentuk lisan, seperti bahasa, teka-teki, dan puisi rakyat. Folklore nonlisan adalah folklore dalam bentuk benda-benda kuno hasil kebudayaan, misalnya, arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian, perhiasan tradisional, dan obat tradisional.

b.Mitologi
Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitologi adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam.

Setiap suku bangsa di wilayah Nusantara memiliki mitologi, yang ceritanya dikaitkan dengan kehidupan masyarakat di suatu daerah, misalnya, cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara), cerita barong di Bali, cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali. Cerita mitologi yang paling luas persebarannya hampir di seluruh Asia Tenggara adalah mitologi Dewi Padi atau Dewi Sri.

c.Legenda
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya.

Legenda ada empat kelompok sebagai berikut:

1)Legenda keagamaan
Di dalam legenda keagamaan banyak kita jumpai kisah-kisah para wali penyebar Islam, misalnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di Jawa, sedangkan di Bali dapat kita temui legenda tentang kisah Ratu Calon Arang.

2)Legenda kegaiban
Legenda ini berkisah tentang kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya kerajaan gaib orang Bunian di rimba raya Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan Ancol dari Jakarta.

3)Legenda perseorangan
Legenda perseorangan menceritakan tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan terjadi, misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.

4)Legenda lokal
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.

d.Dongeng
Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi, diceritakan karena berisi petuah,  kebaikan mengalahkan kejahatan, ajaran moral, dan petuah bijak lainnya. Ada dongeng binatang (fabel) di Bali yang terkenal dengan nama tokoh Tantri dan di Jawa ada tokoh Si Kancil. Dongeng manusia contohnya Jaka Tarub yang mencuri pakaian bidadari berasal dari Jawa Timur, dongeng Pasir Kumang dari Jawa Barat, dongeng Raja Pala dari Bali, dongeng Meraksamana dari Papua, dongeng Ande-Ande Lumut dan Brambang Bawang dari Jawa Tengah, dan dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih dari Jakarta. Dongeng lucu, contohnya, Si Kabayan dari Jawa Barat, Gasin Meuseukin dari Aceh, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah.

e.Upacara
Upacara adalah serangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama, dan kepercayaan. Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku.

1)Upacara penguburan
Upacara penguburan merupakan upacara yang dikenal pertama kali dalam kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Upacara penguburan menimbulkan kepercayaan bahwa roh orang meninggal akan pergi ke satu tempat tidak jauh dari lingkungan di mana ia pernah tinggal semasa hidupnya. Sewaktu-waktu roh tersebut dapat dipanggil untuk menolong masyarakat jika ada bahaya atau kesulitan.

2)Upacara perkawinan
Upacara perkawinan dilaksanakan di tengah masyarakat sejak dahulu sampai sekarang. Perkawinan sekaligus mempertemukan dan mengawali hubungan dua keluarga yang saling bersahabat. Tiap-tiap daerah mempunyai adat berbeda-beda, seperti di daerah Minangkabau menganut garis keturunan matrilineal (garis ibu), sedangkan suku Batak, Bali, Jawa menganut garis patrilineal (garis keturunan laki-laki).

3)Upacara pengukuhan kepala suku
Kedudukan kepala suku di masa lalu adalah besar sebab ia harus memiliki kesaktian, keahlian, pengalaman, dan pengaruh yang kuat karena kepala suku adalah pelindung kelompok sukunya dari berbagai ancaman. Kepala suku bahkan dianggap ahli dalam upacara pemujaan, upacara penempatan rumah, upacara pembukaan ladang, dan upacara adat lainnya.

f.Lagu-lagu daerah
Lagu-lagu daerah atau lagu rakyat adalah syair-syair yang ditembangkan dengan irama menarik dalam bentuk lisan. Lagu rakyat dikenal dengan sebutan  folksong. Lagu rakyat untuk anak-anak, misalnya, di Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah Cublak- Cublak Suweng, Ilir-Ilir, dan Jamuran; di Jawa Barat adalah Cing Cangkeling; di Kalimantan Barat adalah lagu Cik-Cik Periok; di Bali dikenal lagu Meyong-Meyong.

Lagu-lagu rakyat umum, misalnya, lagu Butet dari Batak yang dilantunkan dengan nada sedih, lagu Tenang Tanage dari Manggarai, Flores, dengan nuansa perenungan, dan lagu Kampuang nan Jauh di Mato dari daerah Sumatra Barat. Ada pula nyanyian religius yang dipadukan dengan tarian di daerah Aceh, yaitu Saman dan Seudati, dan di Nias ada lagu Hoho.



Ciri-ciri masyarakat praaksara

Setelah nenek moyang kita datang di Nusantara dan menetap, mereka meninggalkan tradisi, aturan kemasyarakatan, serta religi yang ditaati oleh  mereka dan anak keturunannya. Tradisi tersebut diwariskan kepada masyarakat hingga sekarang ini.
Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya Hindu-Buddha oleh Brandes dikelompokkan sebagai berikut:

a.Kemampuan berlayar

Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan perahu untuk sampai di Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi ini mengharuskan menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya.

Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik, yaitu perahu yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di kanan kiri perahu.
Pembuatan perahu biasanya dilakukan secara gotong royong oleh kaum laki-laki. Setelah masa perundagian, aktivitas pelayaran juga semakin meningkat. Perahu bercadik yang merupakan alat angkut tertua tetap dikembangkan sebagai alat transportasi serta perdagangan. Bukti adanya kemampuan dan kemajuan berlayar tersebut terpahat pada relief candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8.

Relief tersebut melukiskan tiga jenis perahu, yaitu:
1)perahu besar yang bercadik,
2)perahu besar yang tidak bercadik, dan
3)perahu lesung

Bentuk perahu lesung adalah sampan yang dibuat dari satu batang kayu yang dikeruk di dalamnya menyerupai lesung, tetapi bentuknya memanjang. Untuk memperbesar ruangannya, pada dinding perahu ditempel papan serta diberi cadik pada sisi kanan dan kirinya untuk menjaga keseimbangan. Kapal yang besar pada relief candi Borobudur mempunyai dua tiang layar yang dimiringkan ke depan, sedangkan layer yang dipakai pada zaman itu berbentuk segi empat dengan buritan layar berbentuk segitiga. 

Kemampuan berlayar selanjutnya menjadi dasar dari kemampuan berdagang. Oleh karena itu, pada awal Masehi bangsa Indonesia sudah berlayar sampai batas barat Pulau Madagaskar, batas selatan Selandia Baru di timur Pulau Paskah, dan di utara sampai Jepang. Hal ini dapat terjadi karena nenek moyang memiliki ilmu astronomi, yaitu Bintang Biduk Selatan menjadi petunjuk arah selatan.

b.Kemampuan bersawah
Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta tanaman kering lainnya.

c.Mengenal astronomi
Pengetahuan astronomi (ilmu perbintangan) sudah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. 

Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d.Sistem mocopat
Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu
1) arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,

2) arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,

3) arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,

4) arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan

5) arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.

Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.

Di daerah Tuban, Jawa Timur di masa dahulu masih terdapat model desa penenun
sebagai berikut:

1) Pusat desa lama terdapat di tengah desa (dikelilingi desa) di dalamnya terdapat rumah kepala desa, rumah pencelupan kain, dan rumah ulama.

2) Pusat administrasi berada di belakang rumah kepala desa.

3) Kemudian dikelilingi desa-desa mocopat yang membentuk lingkaran mengelilingi pusat desa tersebut.
Demikian kaitan antara sistem mocopat dengan religiositas di masa nenek moyang kita.

e.Kesenian wayangKesenian wayang semula berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Semula wayang diwujudkan sebagai boneka nenek moyang yang dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan beralaskan tirai dan tata lampu di belakangnya serta boneka yang digerak-gerakkan sehingga terlihat bayangan boneka seolah-olah hidup. Jika dalang kemasukan roh nenek moyang, sang dalang akan menyuarakan suara nenek moyang yang berisi nasihat-nasihat kepada anak cucu mereka. 

Setelah kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek  moyang digantikan kisah Ramayana dan Mahabharata. Bonekanya kemudian diganti dengan bentuk tokoh dalam cerita Mahabharata. Fungsinya
pun beralih sebagai pertunjukan dan penontonnya melihat dari depan tirai. Pada zaman Kediri, muncul kitab Gatotkacasraya yang mulai menampilkan dewa asli Jawa, yakni Punakawan yang berperan agresif dan dinamis dalam membimbing dan mengawal para Pandawa dari ancaman musuhnya, yakni Kurawa (kitab Gatotkacasraya memuat unsur javanisasi).

Pada waktu senggang, nenek moyang yang sudah menetap dan hidup bercocok tanam menyalurkan bakat seninya serta pemujaan setelah panen dengan pertunjukan wayang. Pertunjukan tersebut untuk memuja Dewi Sri yang telah memberi berkah pertanian. Selain itu, pertunjukan wayang merupakan tontonan yang di dalamnya terdapat nasihat yang berharga.

f.Seni gamelan
Seni gamelan ada kaitannya dengan seni wayang. Seni gamelan ini dipakai untuk mengiringi pertunjukkan wayang. Pada waktu musim bercocok tanam sudah usai masyarakat kuno itu membuat alat musik gamelan, mengembangkan seni membatik, dan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk untuk dapat dilihat oleh masyarakat di sekitarnya.

g.Seni membatikSeni membatik merupakan kerajinan membuat gambar pada kain. Cara menggambarnya mempergunakan alat canting yang diisi bahan cairan lilin (orang Jawa menyebutnya malam) yang telah dipanaskan, lalu dilukiskan pada kain sesuai motifnya.

Bagian kain yang tidak terkena malam/cairan lilin akan menjadi berwarna merah setelah dimasukkan dalam air soga. Membatik dilakukan untuk mengisi waktu luang bercocok tanam setelah panen, sekaligus merupakan kegiatan religius, sebab ada kegiatan membatik tertentu yang dimaksudkan untuk menghormati nenek moyang mereka.

h.Pengaturan masyarakatNenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut  primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.

i.Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan 
Kebutuhan hidup manusia selalu menuntut untuk dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat kuno saling bertukar barang (barter) dari satu wilayah ke wilayah lain. Jadi, dalam hal perdagangan, nenek moyang kita sudah melaksanakan kegiatan barter dikarenakan mereka belum mengenal uang, nilainya berdasarkan kesepakatan bersama.

j.Sistem kepercayaanManusia yang terdiri atas jasmani dan rohani memunculkan suatu kepercayaan bersifat rohani yang kemudian dipersonifikasikan dalam bentuk riil. Sistem kepercayaan masyarakat Indonesia mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, ini dibuktikan dengan penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan  sebagai sumber kekuatan atau simbol perlindungan untuk mencegah roh jahat. Manusia di zaman hidup bercocok tanam sudah percaya adanya dewa alam yang menciptakan banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.

Pada zaman perundagian, masyarakat sudah percaya kepada roh nenek moyang.Mereka percaya jiwa dan roh berdiam di batu besar, pohon besar, dan sebagainya. Kepercayaan ini pada akhirnya diwariskan kepada kita hingga masa sekarang. Herbert Spencer dan August Comte menerapkan teori evolusi untuk mengkaji masyarakat manusia dalam kaitannya dengan religi. Menurut keduanya, semua bangsa di dunia mempunyai suatu bentuk religi. Bentuk religi muncul karena manusia sadar dan takut akan maut. Bentuk religi tertua adalah penyembahan kepada roh yang merupakan personifikasi dari jiwa orang yang telah meninggal, terutama dari nenek moyangnya yang kemudian berevolusi terhadap pemujaan kepada dewa. Hal ini sesuai dengan pandangan Edward B. Taylor. Ia mengatakan bahwa tingkat tertua dari evolusi religi adalah pemujaan kepada jiwa orang yang telah  meninggal yang disebut makhluk halus (spirit), yakni jiwa yang telah merdeka, terlepas dari tubuh jasmani untuk selamanya.
Keyakinan ini disebut animisme.

Jadi, dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut.
a.Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis,
dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares dalam bentuk kesukuan. 
b.Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong. 
c.Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya. 
d.Sudah mengenal sistem persawahan.
e.Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas.
f.Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem  bivalve dan a cire perdue
g.Sistem kepercayaan pada mulanya  menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa. 
h.Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Saturday, September 29, 2012

Siapa yang menyuruhmu memakai hijab (jilbab)?

Kepada Ukhti Al-Muslimah
Siapa yang menyuruhmu memakai hijab (jilbab)?
Ukhti!! Pernakah anda menduga. Bahwa mereka, wanita muslimah, sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya realita menunjukan bahwa mereka mewarisi orangtua mereka dan sebagai bakti kepada keduanya yang menyuruhnya. Oleh karena itu sebagai warisan dan adat istiadat suci, maka harus dijaga dan dilestarikan.
Pernakah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Siapa yang memerintahkannya? Bukankah itu perinta Allah?
ياايهاالنبي قل لازواجك وبناتك ونساءالمومنين يدنين عليهن جلابيبهن ذلك ادنى ان يعرفن فلايودين وكان الله غفورحيما
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.33:59)
Tidakkah ia mengetahui bahwa ia menaati Penciptanya, yang memberi rizki, yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang sesuai dengan makhluk-Nya.
Allah SWT berfirman:
لله مافي السماوات ومافي الارض
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi”. (Q.S.2:284)
Ukhti Al-Muslimah!! Tidakkah anda membaca firman Allah SWT:
وقل للمومنات يغضضن من ابصارهن ويحفظن فروجهن ولايبدين زيتهن الاماظهرمنهاوليظربن بخمرهن علي جيونهن
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya”. (Q.S.24:31)
Yaitu tidak menampakan sedikitpun perhiasan kepada orang-orang asing (bukan Mahramnya), kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak mencolok, dan hendaklah mengulurkan penutup kepalanya (hijab) sampai ke dadanya hingga tertutup.
يرحم الله النساءالمهاجرات الاول لماانزل الله { وليضربن بخمرهن على جيوبهن } شققن مروطهن فاختمرن بها
“Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (muhajirat), yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya: "Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka" Mereka langsung merobek pakaian mereka untuk dijadikan jilbab" [H.R. Bukhari]
Ukhti Al-Muslimah!! Janganlah berkata: “kita bukan mereka, bagimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai?”
“Contohlah mereka walaupun tidak sama persis – Sesungguhnya mencontoh orang yang mulia itu adalah keberuntungan” begitulah Penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!! Tidakkah anda membaca firman Alah tentang istri nabi saw?
واذاسالتموهن متاعافاسالوهن من وراءحجاب ذلكم اطهرلقلوبكم وقلوبهن
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”. (Q.S.33:53)
Lebih cuci bagi siapakah ukhti? Lebih suci bagi istri-istri nabi (Ummahatul Mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat nabi, umat yang terbaik setelah nabi saw.
Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang? Apakah Dzat yang menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui itu?
Ibnu abbas berkata: “Allah Swt memerintahkan istri-istri orang-orang yang beriman hal tersebut diatas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih dan suci. Dan dengan demikian ia tidak akan diganggu oleh orang-orang jahat”.
Coba anda perhatikan: “Siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? Tentu mereka yang suka bersolek ala jahiliyah (jahiliah modern)”.
Perhatikan Firaman Allah SWT:
والقواعدمن النساءاللاتي لايرجون نكاحافليس عليهن ح ان يضعن ثيابهن غيرمتبرجات بزينةوان يستعففن خيرلهن والله سميع عليم
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) Menampakkan perhiasan, dan Berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana. (Q.S.24:60)
Allah SWT menggambarkan bahwa berjilbabnya orangtua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakan perhiasan itu lebih utama,wlaupun diperbolehkan bagi mereka untuk membuka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan santun (secara islami).
Al-Quran telah mewajibkan wanita muslimah untuk berjilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala jahiliah (Tabarruj).
Ukhti Al-Muslimah!! Dengarlah kata ibunda kalian, Ummul Mu’minin, ketika bertanya kepada nabi saw:
سالت النبي * كيف يصنع النساءبذيولهن ( اسفل الثياب )؟ قال: يرخينه شبرا، قالت: اذاتنكشف اقدامهن؟ قال: يرخينه دراعاولايزدن عليه
“Apa yang harus di lakukan oleh wanta dengan bawahan baju mereka?” nabi menjawab: “Katakanlah ia satu turunkan jengkal (dari lutut)” Ummul Mu’minin berkata: “Kalau begitu akan tersingkab kaki kami, wahai rasul” nabi bersabsa: “Turunkan satu hasta san jangan dilebihkan”. [H.R. Bukhari dan Muslim]
Subhanallah!! Ummul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedangkan wanita jaman sekarang justru meminta diperpendek (dengan mengangkatnya ke lutut atau ke atasnya) dan mereka tidak peduli dan bermasabodoh.
“Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al-Qur’an Al-Karim”.
Adapun hijab artinya adalah menutup badan dan sebagai ciri dari sejumlah peraturan sosial yang berhubungan dengan keadaan wanta dalam undang-undang Islam, yang menjaga kehormatan, kemuliaan dan keluhuran wanirta. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang linkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan menegakkannya di atas muka bumi ini.
Ukhti Al-Muslimah!! Untukmu yang masi dibalut keraguan untuk memekai jilbab. Untukmu untaian ayat ilahi ini:
وماكان لمومن ولامومنةإذاقضى الله ورسوله أن يكون لهم الخيرةمن أمرهم ومن يعص الله ورسوله فقدضل صكالامبينا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”. (Q.S.33:36)
Buatmu yang selalu berkata: “Bila saya memakai jilbab di negri kafir, maka saya akan menjadi bahan perhatian, maka bila saya lepas jilbabku, maka akupun akan seperti merka dan tidak ada yang memperhatikanku”.
Wahai Ukhti uyang cerdik dan pandai: “Sesungguhnya melawan arus kejahatan, konsisten, komitmen dan konsekwen dalam kebenaran terutama di nergri kafir adalah iman yang diseruhkan Allah AWT, tidak boleh seorangpun melekukan ijtihad, menentukan hukum berdasarkan akal, dengan adanya nashtekstual berupa AL-Quran dan Sunnah Rasul saw”.
Ukhti Al-Muslimah!! Anda seharusnya memperhatikan busanamu, melakukan amal dan wajib memiliki keperibadian Islam sebagaimana apa yang anda baca, dengar dan lihat.
“Wahai yang selalu mengurusi tubuhnya, berapa banyak usaha yang telah anda lakukan. Apakah anda mencari keuntungan dari sesuatu yang jelas rugi. Perhatikan jiwamu, sempurnakan keutamaannya, karena anda disebut manusia dengan jiwa bukan karena jasadmu” begitu para penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!! Jadikanlah Khodijah sebagai teladan dan panutanmu dalam hal pengorbanan jiwa dan harta, jadikanlah Aisyah sebagai teladan dan panutanmu dalam hal pemahaman terhadap agama. Dan keluarga Yasir dalam hal kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.
“Ibu adalah sekolah, bila anda persiapkan, maka anda telah mempersiapkan generasi yang harum namanya. Ibu adalah taman, bila disiram, maka ia akan berdaun rindang. Ibu adalah guru yang utama, pengaruhnya sangat besar dan berbobot sepanjang masa” begitu penyair berkata.
Ukhti Al-Muslimah!! Andai mereka melihat bentuk tubuhmu yang tidak menarik atau ketika usiamu telah senja dan tua renta, apakah mereka akan memajang fotomu didampul majalah, buku dan semacamnya walupun anda seorang ilmuan? Apakah mereka akan memintamu mekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat dengan dalil sebagai pelayan khusus wanita?
Mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan merdu suaramu. Bila semua hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu seakan akan kamu adalah produk kadaluarsa (habis manis sepah dibuang).

Ramalah Rasulullah saw ini talah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan gambaran yang tapat seperti yang kita rasakansekarang.
1. Berpakaian tetapi telanjang; mereka memakai pakaian yang tipis dan bikini (pakaian mini), sehingga kelihatan lekuk tubuhnya. Wanita ini berpakaian tapi hakekatnya telanjang.
2. Maailat; berpaling dari ketaatan Allah dan apa yang wajib dimiliki seperti perasaan malu, menutup aurat dan memakai jilbab, mereka berjalan sambil berlenggal lenggok.
3. Mumiilat; memalingkan wanita lian, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek, berdandan secara seronok dan membuka aurat dengan berbagai macam cara. Mereka juga memalingkan kaum lelaki dengan rayuan manis beracun.
4. Pundak mereka bagai punuk unta; menyanggul rambutnya ke atas seperti punuk unta yang miring.

Syarat-syarat hijab syar’ie:
1. Hijab/jilbab hendaknya menutup seluruh badan.
يدنين عليهن جلابيبهن
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (Q.S.33:59)
2. Hijab itu hendaknya tebal, tidak tipis dan transparan, karena yang dimaksud hijab adalah menutup, bila tidak menutup tidak dinamakan hijab, karena tidak menghalingi penglihatan dan pandangan mata.
3. Hijab itu hendaknya bukan perhiasan atau yang mencolok mata, berwarna warni dan menarik perhatian.
ولايبدين زيتهن الاماظهرمنها
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya”. (Q.S. 24:31)
4. Hijab itu hendaknya lebar, longgar, tidak sempit ketat dan tidak menampakan lekuk tubuh dan aurat sehingga menimbulkan fitnah.
5. Hijab itu hendaknya tidak memakai minyak wangi yang berlebihan.
6. Hijab itu hendaknya tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Semoga Allah SWT menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugrakan kepada kita semua Khusnul Khatimah.
Segala puji bagi Allah pada awal dan akhir, serta sholawat dan berkah atas nabi kita Muhamad saw, keluarganya dan para sahabatnya hingga akhir zaman nanti.
Rangkuman dari sebuah mini buku yang berjudul Kepada Ukhti Al-Muslimah (siapa yang menyuruhmu berjilbab?) DAR AL-GASEM.

PERTEMUAN 5 KONSEP ALGORITMA




1.    Jelaskan pengertian statement
  1. While… do… end while
Jawab :
Merupakan suatu perulangan penyeleksi kondisi yang digunakan agar program dapat menyeleksi kondisi, sehingga program dapat menentukan tindakan apa yang harus dikerjakan, tergantung dari kondisi yang diseleksi. Atau dengan kata lain merupakan aksi (runtunan aksi) akan dilaksanakan berulang kali selama kondisi bernilai true, jika false maka badan pengulangan tidak akan dilaksanakan yang berarti pengulangan selesai.

  1. Repeat … until
Jawab :
Digunakan untuk mengulang statement-statement atau blok statement sampai (until) kondisi yang diseleksi di until tidak terpenuhi.

  1. For… end for
Jawab :
Digunakan untuk menghasilkan pengulangan sejumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah pengulangan diketahui atau dapat ditentukan sebelum eksekusi.

2.      Dari soal No.1 buat masing satu dari contoh algoritma dan flowchartnya
a.       While.. do… end while
Algoritma cetak angka :
{mencetak 1,2, …, 8 ke piranti keluaran}
Deklarasi :
  k : integer
Deskripsi :
  k ← 1             {inisiasi}
while k <= 8 do
  write (k)
  k ← k + 1
endwhile

b.      Repeat… until
Algorima hitung rata-rata :
{menghitung rata-rata N buah bilangan bulat yang dibaca dari piranti masukan}
Deklarasi :
  N : integer {jumlah data > 0}
  x : integer {bil. bulat yang dibaca dari papan kunci}
  k : integer {pencacah banyaknya pengulangan}
  jumlah : integer {pencatat jumlah nilai}
  rerata : integer {rata-rata nilai}
Deskripsi :
  read (N)
  jumlah ← 0
repeat
  read (x)
  jumlah ← jumlah + x
  k ← k + 1
until k > N
rerata ← jumlah/N
write (rerata)

c.       For.. end for
Algoritma cetak kalimat :
{mencetak kalimat “C++ dan pascal” sebanyak 5 kali ke piranti keluaran}
Deklarasi :
  k : integer
Deskripsi :
for ← k to 5 do
  write (‘C++ dan Pascal’)
endfor
3.   Dengan menggunakan perintah while… do… end while buatlah contoh algoritma dan flowchart nested loop.
Jawab :
Algoritma menghitung rata-rata nilai yang diinputkan sebanyak N kali

USES CRT;
VAR
   JData,
   J, N   : byte;
   TotN : integer;
   Rata  : real;
BEGIN
   TotN := 0; Rata:= 0; J:= 1;
   write (‘Jumlah Data :’); Readln (JData);
   while J <= J Data do
BEGIN
       write (‘Nilai ke ‘,J, ‘:’);
       readln(N);
       TotN :=TotN + N;
       inc(J);
   END;
   Rata :=TotN + N;
   write (‘Nilai Rata-rata : ‘, Rata :3:0);
END
4.   Dengan perintah for…end for, buatlah algoritma dan flowchart nested loop.
Jawab :
Algoritma mendapatkan nilai maksimal dari sejumlah nilai ujian
for i=1 → 10
input nilai [i]
end for
max ← nilai [1]

for j=2 → 10
if  (nilai[j] > max)
max = nilai[j]
endif
endfor
print ma



                                       SILAHKAH COPY PASTE
                                       SEMOGA BERMANFAAT
                                                         BY 

                                       KARYANTO EL HAYKAR